Rabu, 01 Februari 2012

Tombakan Api Susi Susanti Meleset, Api SEA Games kok Nyala?

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Mantan pebulutangkis wanita Indonesia Susi Susanti terbang di atas Stadion Sriwijaya, Jakabaring Sport City, Palembang menyalakan menara api atau kaldron sebagai tanda SEA Games 2011 resmi dibuka.
Sebelumnya, api SEA Games dibawa oleh suami Susi Susanti yakni Alan Budi Kusuma yang juga mantan atlet bulutangkis meluncur di atas kapal atau bahtera membawa obor.
Susi Susanti dengan tubuh terikat kawat halus, terbang melayang dengan membawa tombak bermata api mendekati kaldron. Dalam hitungan detik, Susi Susanti langsung melempar tombak tesebut.
Dari pantauan Tribunnews.com, tombak api yang dilempar Susi tidak mengena Kaldron. Tombak api Susi pun jatuh ke lapangan. Namun api menyala dengan besar sebagai tanda dimulai SEA Games.
Serentak, ribuan kembang api langsung menyala dan menghiasi langit Jakabaring. Tepuk tangan pun membahana menyambut dimulainya gelaran olahraga terbesar yang diikuti 11 negara setiap dua tahunan ini.
"Dengan mengucapkan bismillahirahmanirahim , SEA Games XXVI di Palembang dan Jakarta dengan resmi dinyatakan dimulai," tegas Presiden SBY saat membuka SEA Games di Stadion Sriwijaya, kawasan Sport City Jakabaring, Palembang, Jumat (11/11/2011) pukul 21.05 WIB. 

Mantan juara SEA Games itu jadi kuli pasar

Jakarta (ANTARA News) - "Silahkan masuk Pak, maaf beginilah keadaan rumah saya," kata Muhammad Nur saat mempersilahkan ANTARA yang bertandang ke kediamannya, satu rumah petak di gang sempit di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa.

Di rumah kontrakan itulah, Muhammad Nur (39 tahun), mantan juara SEA Games 1995 Chiang Mai dan SEA Games 1997 Jakarta hidup berdesakan bersama istrinya Widi Hastuti (37) serta ketiga anaknya M. Ferdinand (12), Anastasia (8) dan Nayla Nursabila (6).

Hampir tidak terlihat lagi bekas bahwa pria kelahiran Jayapura itu pernah berjaya saat mengharumkan negara ketika menjuarai nomor tim pursuit putra di Chiang Mai pada SEA Games 1995 dan kemudian mempertahankannya di Jakarta dua tahun kemudian.

Tidak ada perabotan sama sekali di kontrakan yang luasnya tidak lebih dari 16 meter persegi itu. Tamu yang datang terpaksa duduk di lantai di ruang depan yang juga sekaligus menjadi kamar tidur anak-anaknya.

Didampingi istrinya, Muhammad Nur kemudian menceritakan bahwa sejak 2003, ia bekerja sebagai buruh panggul di sebuah pasar daging di kawasan Pulo Gadung untuk menghidupi keluarganya.

Bekal ijazah SMA membuatnya tidak punya pilihan lain kecuali melakukan pekerjaan yang lebih mengandalkan kekuatan fisik karena sudah sering mengajukan lamaran pekerjaan di kantor-kantor pemerintah maupun swasta, tapi tidak ada tanggapan.

"Tugas utama saya adalah menjaga gudang, tapi juga sekaligus menjadi kuli angkut saat memasukkan atau mengeluarkan barang," kata Muhammad Nur yang mengaku ikhlas menjalankan pekerjaannya.

Gaji sebesar Rp2 juta perbulan jelas tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang berjumlah lima orang, apalagi ia harus mencicil untuk sewa rumah sebesar Rp3,8 juta pertahun.

"Di luar pekerjaan utama saya di gudang, saya kemudian mencoba mencari tambahan penghasilan sebagai tukang ojek. Apa pun saya kerjakan untuk mendapatkan tambahan penghasilan, asalkan halal," katanya.

Sebenarnya Muhamamad Nur pernah dipercaya sebagai pelatih, yaitu saat menangani tim DI Yogya ketika menghadapi PON 2000 di Jawa Timur.

Tapi ia kemudian tidak menekuni profesi tersebut lebih jauh karena tidak yakin bahwa profesi tersebut benar-benar akan memberikan jaminan masa depan karena tidak ada penghasilan tetap.

"Kalau menjadi pelatih, saya hanya akan mendapatkan penghasilan kalau ada event saja. Bagi saya, tidak masalah berpenghasilan kecil asal tetap setiap bulan," katanya.

Muhamamad sebenarnya menekuni profesi sebagai atlet balap sepeda dalam waktu yang cukup singkat, yaitu antara 1993 sampai 1997 dan memutuskan pensiun saat masih berusia 25 tahun, usia emas seorang atlet.

Ia mengakui bahwa keputusannya untuk meninggalkan dunia balap sepeda lebih banyak akibat kekecewaan karena tidak adanya transparansi dalam masalah keuangan dalam tim.

"Saya tahu bahwa saya seharusnya mendapatkan gaji dan honor yang lebih besar, tapi tidak ada keterbukaan dalam masalah itu. Ketika saya tanya ke pelatih, saya malah dimarahi. Sejak itulah saya memutuskan mengundurkan diri saja," katanya.

Sejak itu, Muhammad Nur pun mulai merasakan dan meyakini bahwa menjadi seorang atlet, meski pun berprestasi sampai tingkat SEA Games, ternyata tidak akan menjamin masa depannya.

"Saya merasa usaha keras saya hanya akan sia-sia dan dalam kenyataannya saya tidak mendapatkan apa-apa. Lebih baik saya mundur saja mencari pekerjaan lain meski akhirnya saya harus menjadi kuli kasar seperti ini," kata Muhammad Nur sambil memperlihatkan piagam-piagam yang pernah diterimanya saat menjadi atlet berprestasi.

Sambil bercanda, Muhammad Nur mengatakan bahwa ia sebenarnya terlalu cepat dilahirkan karena jika ia menjadi atlet sekarang ini, ia yakin akan lebih sejahtera berkat bonus besar dari pemerintah.

"Atlet sekarang lebih enak karena setiap peraih emas di SEA Games 2011 lalu dapat sebesar Rp200 juta, meski cabang beregu," katanya.

Ia juga menilai bahwa perhatian pemerintah terhadap atlet berprestasi sekarang jauh lebih baik.

Muhammad Nur sebenarnya hanyalah salah satu dari sebagian mantan atlet berprestasi yang tidak beruntung.

Nasib pria bertubuh gempal itu tidak jauh berbeda dengan seniornya Suharto (59 tahun) asal Surabaya, juara SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "team time trial" yang sekarang menyambung hidup sebagai tukang becak.

Namun Suharto sedikit lebih beruntung karena beberapa waktu lalu mendapat bantuan rumah dari Kantor Pemuda dan Olahraga yang secara simbolis diserahkan Wakil Presiden Boediono saat peringatan Hari Olahraga Nasional pada 9 September lalu di Jakarta.

Muhammad Nur pun berharap akan mendapat penghargaan yang sama dari Kemenpora agar bisa tinggal di tempat yang lebih layak, sebagaimana pahlawan olahraga lainnya

Daftar negara juara umum SEA Games

Jakarta (ANTARA News) - Berikut daftar negara yang meraih juara umum SEA Games sejak 1977 hingga pelaksanaan terakhir 2011 yang ditutup Wakil Presiden Boediono di Palembang, Selasa: (dalam kurung menunjukkan tuan rumah)

  • - 1977 (Kuala Lumpur) Indonesia
  • - 1979 (Jakarta) Indonesia
  • - 1981 (Manila) Indonesia
  • - 1983 (Singapura) Indonesia
  • - 1985 (Bangkok) Thailand
  • - 1987 (Jakarta) Indonesia
  • - 1989 (Kuala Lumpur) Indonesia
  • - 1991 (Manila) Indonesia
  • - 1993 (Singapura) Indonesia
  • - 1995 (Chiang Mai) Thailand
  • - 1997 (Jakarta) Indonesia
  • - 1999 (Bandar Seri Begawan) Thailand
  • - 2001 (Kuala Lumpur) Malaysia
  • - 2003 (Hanoi dan Jo Chi Minh) Vietnam
  • - 2005 (Manila) Filipina
  • - 2007 (Nakhon Ratchasima) Thailand
  • - 2009 (Vientiane) Laos
  • - 2011 (Jakarta dan Palembang) Indonesia
  • SEA Games 2013 akan digelar di Naypyidaw, Myanmar.

Jumlah Perolehan Medali Sea Games 2011

Data Terbaru Jumlah Perolehan Medali Sea Games Palembang Indonesia 2011

Alhamdulillah, dihari kedua berlangsungnya SEA Games 2011 ini, Indonesia telah memimpin dengan perolehan emas dan perak terbanyak, dan menempati posisi pengumpul medali emas perak selanjutnya adalah Singapura, Thailand serta Vietnam, adapun malaysia menempati posisi ke lima diikuti oleh Filipina.
Perolehan Medali Emas, Perak dan Perunggu olimpiade SEA Games 2011 ( diperbaharui )
<p>Your browser does not support iframes.</p>
No. PeringkatNegaraEmasPerakPerungguTotal Medali
1Indonesia182 151142472
2Thailand107100120327
3Vietnam9690101287
4Malaysia595081190
5Singapura424573160
6Filipina365677169
7Myanmar 16273578
8Laos9123657
9Kamboja4112439
10Timor Leste1168
11Brunei04711
Kita berdoa, semoga dari cabang olahraga Sepak bola nanti, Indonesia juga akan menjadi juara dan ikut menyumbangkan medali emas. Setelah mengalahkan timas Singapura 2-0 untuk Indonesia, besok timnas kita akan kembali berlaga melawan timnas Thailand.

Southeast Asian Games ( SEA GAMES )

The Southeast Asian Games (also known as the SEA Games), is a biennial multi-sport event involving participants from the current 11 countries of Southeast Asia. The games is under regulation of the Southeast Asian Games Federation with supervision by the International Olympic Committee (IOC) and the Olympic Council of Asia.

History

The Southeast Asian Games owes its origins to the Southeast Asian Peninsular Games or SEAP Games. On 22 May 1958, delegates from the countries in Southeast Asian peninsula attending the Asian Games in Tokyo, Japan had a meeting and agreed to establish a sport organization. The SEAP Games was conceptualized by Luang Sukhumnaipradit, then Vice-President of the Thailand Olympic Committee. The proposed rationale was that a regional sports event will help promote cooperation, understanding and relations among countries in the Southeast Asian region.
Thailand, Burma (now Myanmar), Malaya (now Malaysia), Laos, South Vietnam and Cambodia (with Singapore included thereafter) were the founding members. These countries agreed to hold the Games biennially. The SEAP Games Federation Committee was formed.
The first SEAP Games were held in Bangkok from 12–17 December 1959 comprising more than 527 athletes and officials from Thailand, Burma, Malaya (now Malaysia), Singapore, South Vietnam and Laos participating in 12 sports.
At the 8th SEAP Games in 1975, the SEAP Federation considered the inclusion of Brunei, Indonesia and the Philippines. These countries were formally admitted in 1977, the same year when SEAP Federation changed their name to Southeast Asian Games Federation (SEAGF), and the games were known as the Southeast Asian Games. East Timor was admitted at the 22nd Southeast Asian Games in Vietnam.
The last games held was the incident free 2009 Southeast Asian Games which was the first time Laos has ever held a Southeast Asian Games (Laos had previously declined hosting the 1965 Southeast Asian Peninsular Games citing financial difficulties). Running from 9–18 December, it has also commemorated the 50 years of the Southeast Asian Games, held in Vientiane, Laos. The games commenced and progressed largely smoothly, however, praises and commendations were expressed by many athletes, sports officials and the press- Laos now joins the list of countries that have successfully hosted the South East Asian Games.
The next host for the 2013 Southeast Asian Games is Myanmar, while Singapore will host the 2015 Southeast Asian Games

Participating Countries

Nation / IOC Designation Debuted IOC-Code Notes
 Cambodia
1959
CAM
-
 Laos (IOC designation: Lao People's Democratic Republic)
1959
LAO
-
 Malaysia
1959
MAS
-
 Myanmar
1959
MYA
BIR 1948–1992
 Singapore
1959
SIN
-
 Thailand
1959
THA
-
 Vietnam (IOC designation: Viet Nam)
1959
VIE
-
 Brunei (IOC designation: Brunei Darussalam)
1977
BRU
-
 Indonesia
1977
INA
IHO 1952
FIFA-code IDN
 Philippines
1977
PHI
-
 Timor-Leste
2003
TLS
IOA 2000

Sports

Below was the list of the types of sports played in the SEAG from 1959. the bullet mark () indicates that the sport was played in the respective year.
[hide]Sport 59 61 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 01 03 05 07 09 11
Aquatics
Archery








Arnis2























Athletics
Badminton
Baseball






















Basketball










Billiards and Snooker1














Bodybuilding1

















Bowling1










Boxing
Bridge
























Canoe/Kayak



















Chess1






















Cycling
Dancesport3






















Equestrian



















Fencing














Finswimming1






















Football
Golfo













Gymnastics










Handball























Hockey













Judo




Karate1













Kenpō
























Lawn bowls3





















Muay2






















Paragliding
























Pencak Silat2














Pétanque2



















Polo1
























Rowing

















Rugby union




















Sailing








Sepak Takraw1



Shooting
Shuttle cock2























Softball


















Squash1

















Table tennis
Taekwondo











Tennis
Traditional boat race1

















Triathlon























Volleyball4
Waterskio






















Weightlifting
Wrestling


















Wushu1
















Vovinam
























Wall climbing
























Total events 12 13 12 16 15 15 16 18 18 18 18 18 22 26 26 27 27 30 34 17 33 29 40 43 25 41
1 – not an official Olympic Sport
2 – sport played only in the SEAG
3 – not a traditional Olympic nor SEAG Sport and introduced only by the host country.
4 – Beach volleyball was introduced in 1993.
o – a former official Olympic Sport, not applied in previous host countries and was introduced only by the host country.
h – sport not played in the previous edition and was reintroduced by the host country.
there is netball in 2001[1] and there is soft tennis and roller sport in 2011

Editions

Year Games Host City Winner (gold) 2nd (gold) 3rd (gold)
Southeast Asian Peninsular Games
1959 I Thailand Bangkok  Thailand (35)  Burma (11)  Malaya (8)
1961 II Burma Rangoon  Burma (35)  Thailand (21)  Malaya (16)
1963 III* Cambodia Phnom Penh CANCELLED
1965 III Malaysia Kuala Lumpur  Thailand (38)  Malaysia (33)  Singapore (18)
1967 IV Thailand Bangkok  Thailand (77)  Singapore (28)  Malaysia (23)
1969 V Burma Rangoon  Burma (57)  Thailand (32)  Singapore (31)
1971 VI Malaysia Kuala Lumpur  Thailand (44)  Malaysia (41)  Singapore (32)
1973 VII Singapore Singapore City  Thailand (47)  Singapore (45)  Malaysia (30)
1975 VIII Thailand Bangkok  Thailand (80)  Singapore (38)  Burma (28)
Southeast Asian Games
19771 IX Malaysia Kuala Lumpur  Indonesia (62)  Thailand (37)  Philippines (31)
1979 X Indonesia Jakarta  Indonesia (92)  Thailand (50)  Burma (26)
1981 XI Philippines Manila  Indonesia (85)  Thailand (62)  Philippines (55)
1983 XII Singapore Singapore City  Indonesia (64)  Philippines (49)  Thailand (49)
1985 XIII Thailand Bangkok  Thailand (92)  Indonesia (62)  Philippines (43)
1987 XIV Indonesia Jakarta  Indonesia (183)  Thailand (63)  Philippines (59)
1989 XV Malaysia Kuala Lumpur  Indonesia (102)  Malaysia (67)  Thailand (62)
1991 XVI Philippines Manila  Indonesia (92)  Philippines (90)  Thailand (72)
1993 XVII Singapore Singapore City  Indonesia (88)  Thailand (63)  Philippines (57)
1995 XVIII Thailand Chiang Mai2  Thailand (157)  Indonesia (77)  Philippines (33)
1997 XIX Indonesia Jakarta  Indonesia (194)  Thailand (83)  Malaysia (55)
1999 XX Brunei Bandar Seri Begawan  Thailand (65)  Malaysia (57)  Indonesia (44)
2001 XXI Malaysia Kuala Lumpur  Malaysia (111)  Thailand (103)  Indonesia (72)
2003 XXII Vietnam Hanoi and Ho Chi Minh City3  Vietnam (158)  Thailand (90)  Indonesia (55)
2005 XXIII Philippines Manila4  Philippines (113)  Thailand (87)  Vietnam (71)
2007 XXIV Thailand Nakhon Ratchasima5  Thailand (183)  Malaysia (68)  Vietnam (64)
2009 XXV Laos Vientiane  Thailand (86)  Vietnam (83)  Indonesia (43)
2011 XXVI Indonesia Palembang and Jakarta6  Indonesia (182)  Thailand (109)  Vietnam (96)
2013 XXVII Myanmar Naypyidaw


2015 XXVIII Singapore Singapore City



Gold medal tally

Winning tallies only includes the results from 1959 to 1975.
COUNTRY OVER-ALL CHAMPIONS 2nd GOLD 3rd GOLD
 Thailand
6 Times
2 Times
-
 Burma
2 Times
1 Time
1 Time
 Singapore
-
3 Times
3 Times
 Malaysia
-
2 Times
4 Times
Winning tallies only includes the results from SEA Games since 1977–present.
COUNTRY OVER-ALL CHAMPIONS 2nd GOLD 3rd GOLD
 Indonesia
10 Times
2 Times
4 Times
 Thailand
5 Times
10 Times
3 Times
 Philippines
1 Time
2 Times
6 Times
 Malaysia
1 Time
3 Times
1 Time
 Vietnam
1 Time
1 Time
3 Times
 Myanmar
-
-
1 Time
 Brunei
-
-
-
 Cambodia
-
-
-
 Laos
-
-
-
 Singapore
-
-
-
 Timor-Leste
-
-
-

Hosting tally

Hosting tallies from 1959 to 1975.
Country Event Hosted Year Hosted
 Thailand
3
1959, 1967, 1975
 Malaysia
2
1965, 1971
 Myanmar
2
1961, 1969
 Singapore
1
1973
 Cambodia
1
1963
 Laos
-
-
 Vietnam
-
-

Hosting tallies from SEA games 1977–present.
Country Event Hosted Year Hosted
 Indonesia
4
1979, 1987, 1997, 2011
 Thailand
3
1985, 1995, 2007
 Philippines
3
1981, 1991, 2005
 Malaysia
3
1977, 1989, 2001
 Singapore
3
1983, 1993, 2015
 Myanmar
1
2013
 Laos
1
2009
 Vietnam
1
2003
 Brunei
1
1999
 Cambodia
-

 Timor-Leste
-

1Cambodia was to host the 3rd Southeast Asiad but cancelled due to unsettling circumstances
2Singapore was assigned to host the 27th Southeast Asiad but it chose to give up the rights later

All-time medal count

As of the 2011 Southeast Asian Games.
COUNTRY Gold medal icon.svg GOLD Silver medal icon.svg SILVER Bronze medal icon.svg BRONZE TOTAL
SOUTHEAST ASIAN PENINSULAR GAMES
 Thailand
374
254
261
889
 Singapore
204
229
221
654
 Burma
198
207
214
619
 Malaya
194
255
316
765
 South Vietnam2
39
51
65
155
 Khmer Republic
27
36
41
104
 Laos
0
6
23
29
COUNTRY Gold medal icon.svg GOLD Silver medal icon.svg SILVER Bronze medal icon.svg BRONZE TOTAL
SOUTHEAST ASIAN GAMES
 Indonesia
1602
1413
1395
4410
 Thailand
1513
1318
1315
4146
 Philippines
836
971
1191
2998
 Malaysia
805
772
1067
2644
 Vietnam
586
540
618
1744
 Singapore
508
559
841
1906
 Myanmar
249
410
579
1238
 Laos
53
60
170
283
 Cambodia
11
26
104
151
 Brunei
10
38
120
168
 Timor-Leste
1
1
12
14
COUNTRY Gold medal icon.svg GOLD Silver medal icon.svg SILVER Bronze medal icon.svg BRONZE TOTAL
COMBINED TOTALS
 Thailand
1887
1562
1576
5025
 Indonesia
1602
1413
1395
4410
 Malaysia1
999
1027
1383
3409
 Philippines
835
971
1191
2997
 Singapore
710
788
1062
2560
 Vietnam4
625
591
683
1899
 Myanmar5
447
617
794
1858
 Laos
53
64
189
306
 Cambodia3
38
72
145
255
 Brunei
10
38
120
168
 Timor-Leste
1
1
12
14
  • 1 Competed as Malaya in the inaugural games until 1961.
  • 2 The Republic of South Vietnam was dissolved in July 1976 when it merged with the Democratic Republic of Vietnam (North Vietnam) to become the Socialist Republic of Vietnam also known as Vietnam. Therefore, the medal counts for this country are considered to be as until 1975. International Olympic Committee (IOC) is not using codes for South Vietnam anymore after unifying with North Vietnam.
  • 3 Competed as Cambodia, Kampuchea, and Khmer Republic.
  • 4 In the 1989 edition, a unified Vietnam rejoined the games with new name and new flag. Medals made by South Vietnam are already combined here. See table tally above for South Vietnam.
  • 5 Competed as Burma until 1987.

Criticism

The games is unique in that there are no official limits to the number of sports which may be contested, and the range may be decided by the organising host pending approval by the Southeast Asian Games Federation. Albeit for some core sports which must be featured, the host is also free to drop or introduce other sports.
This leeway has resulted in hosts maximising their medal hauls by dropping sports which are disadvantages to themselves relative to their peers, and the introduction of obscure sports, often at short notice, thus preventing most other nations from building up credible opponents. Some examples of these include: